Slide 1 Slide 2 Slide 3 Slide 4 Slide 5
Posted by Agny Gallus Pratama | 0 comments

Restu Orang Tua, Kunci Sukses Dunia



"Doa restu orang tua merupakan salah satu kunci penting kita bisa sukses di dunia ini."


Dari dulu hingga sekarang, banyak anak yang selalu tidak patuh terhadap orang tuanya. Nasehat dari beliau selalu masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Perbedaan pendapat selalu disimpulkan bahwa orang tua tidak paham keadaan saat ini. Hingga akhirnya restu dari beliau tidak lagi menjadi hal yang terpenting dalam tindak tanduk kita kedepan.

Hal ini juga berlaku dengan saya dulu. Saya masih teringat sampai sekarang, kenangan masa kecil dimana saya mendapat musibah besar akibat mengabaikan restu orang tua. SMP kelas 3, ya saya ingat sekali, keadaan dimana seorang remaja seperti saya ingin mencoba pergi ke kota dengan menggunakan sepeda motor baru. Latihan motor yang belum ada selama 1 minggu, tidak menyurutkan keinginan saya untuk pergi ke kota menggunakan motor dalam rangka membeli sebuah komik. 

Keadaan waktu itu sangat memberi kesempatan pada saya untuk menggunakan motor tersebut. Malam hari dengan kondisi tidak orang tua di rumah membuat percaya diri saya naik. Walaupun sudah dinasehati untuk tidak menggunakan motor kemanapun itu di malam hari, tetapi saya tetap pada pendirian untuk pergi saat itu juga. 

Benar saja,  belum sampai tempat yang akan dituju, saya membuat celaka orang lain. Alhamdulillah, hanya luka lecet saja yang harus dihadapi beliau. Akhirnya, agenda berantakan dan saya mendapat marah besar dari orang tua.

Mulai saat itu, semenjak SMA, saya selalu mencoba menuruti apa yang orang tua nasehati, begitu pula mendapat doa restu kemanapun saya pergi dan apapun yang saya akan lakukan. Untungnya, orang tua saya bukanlah tipe yang mengekang anaknya, sehingga saya sebenarnya lebih banyak memiliki kebebasan untuk melakukan kegiatan apapun. 

Walau terkadang jengkel apabila tidak dapat melakukan yang saya inginkan, tetapi tetap saya tidak mau melanggar apa yang mereka telah tetapkan. Masa-masa kuliah pun juga sama, rasa jengkel pasti ada. Namun, alhamdulillah prinsip "nanti kamu akan tahu hikmahnya" selalu menjadi obat saya untuk mengatasi jengkel tersebut.

Terakhir, ada kejadian yang pasti tidak akan dapat kulupakan dalam hidupku. Dimana beberapa minggu yang lalu, masuk email dari LPDP yang menyatakan bahwa saya harus menjalani wawancara beasiswa untuk S2 saya diluar negeri. Satu langkah lagi yang nantinya ketika lolos dari LPDP akan membuat saya mendapatkan visa pelajar (hanya sponsor yang kurang) untuk terbang ke Durham, UK. Namun disisi lain, saya sudah diterima di Garuda Indonesia dan juga telah menandatangani kontrak kerja.

Malam itu juga, ketika menerima email, saya langsung berdiskusi dengan orang tua. Keputusan pun sudah dibuat, Garuda Indonesia lah yang menjadi tempat bernaungku. Sempat ada rasa kecewa saat itu juga. Bagaimana tidak, impianku yang bermulai dari ingin ke luar negeri hingga melanjutkan sekolah ke luar negeri akan sirna begitu saja,

Tetapi tetap, saya yakin bahwa semua ini pasti ada hikmahnya. Mungkin orangtuaku lebih melihat bagaimana perjuangan anaknya bolak-balik Jakarta-Kediri/Semarang/Jogja berkali-kali untuk menembus Garuda Indonesia. 

Benar saja, doa restu orang tua ini akhirnya memberikan hikmah sekaligus rasa syukur yang besar kepada Allah SWT yang telah menciptakan beliau. 

Penjelasan selama beberapa hari lalu menyimpulkan sesuatu. Kata demi kata, kalimat demi kalimat, yang keluar dari para manager membuat senang sekaligus terharu dan juga membuatku berterima kasih sekali kepada orang tua.

Akhirnya dengan Garuda Indonesia lah, Insyaallah nantinya aku berkesempatan sekolah keluar negeri walau menunggu selama 5 tahun dan juga insyaallah dapat berkeliling dunia tiap tahunnya. 

Justru, dengan doa restu orang tua, saya bisa mendapatkan yang saya inginkan, serta hal lain yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Semoga selama hidup saya ini, doa restu orang tua selalu hadir. Serta kepada kawan-kawan yang membaca  ini, mintalah terus doa restu orang tua, dan yakinlah akan ada hikmah dikedepan harinya.
Read more...
Posted by Agny Gallus Pratama | 2 comments

Don't Judge Someone! Until U Know The Truth.

ilustrasi gambar Kopaja

Sebelum menuliskan sesuatu, saya mengucapkan terima kasih kepada "Seorang Kondektur Kopaja P16" yang telah membantu saya di kejadian kala itu. 

Sabtu, 29 Maret kemarin menjadi hari yang mungkin akan teringat sepanjang hidup. Bagaimana rasanya dihadang segrombolan preman di jalanan umum. Yap, jalanan umum, lebih tepatnya di depan Kantor Walikota Jakarta Barat. Namun, untungnya dengan izin Allah SWT, ada seorang kondektur yang membantu saya terbebas dari gerombolan tersebut.

Hari sabtu kemarin, rencananya saya ingin pulang kampung dengan menaiki kereta ekonomi menuju Magelang via Jogja. Namun, ketidaktahuan akan libur panjang (Sabtu, Minggu, Senin) membuat saya tidak bisa mendapatkan tiket baik itu ekonomi, bisnis, atau eksekutif. Sehingga, dari pada menganggur di rumah Pakde, saya memutuskan mencari kost-kost an untuk diklat di daerah GITC, Duri Kosambi. 

Ketika itu, hanya dengan mengandalkan saran dari Pakde, saya pergi ke Duri Kosambi dengan bertanya-tanya ke sopir angkot. Dari pinggiran kota, saya menuju Ciledug dengan Angkot C01, kemudian saran yang  saya terima mengatakan untuk naik Kopaja P16 menuju Muara Angke, terus naik angkot 2x lagi menuju GITC. Setelah naik Kopaja P16, saya tanya lagi ke pak kondektur bagaimana cara ke Duri Kosambi dan saya pun mendapatkan jawaban yang sama dari beliau. Saya juga meminta tolong beliau untuk mengingatkan nanti ketika sampai di Muara Angke. 

Setengah jam berlalu, bus turun lama di daerah yang saya tidak tahu untuk menurunkan banyak penumpang. Berhubung kondektur tidak bilang apa-apa, jadi saya anggap belum sampai di daerah Muara Angke, tetapi ternyata hampir semua penumpang turun di daerah tersebut. Sehingga setelah kopaja mulai jalan beberapa menit, saya pun menanyakan kembali daerah yang saya tuju,

Bukannya mendapat jawaban, justru saya dimarah-marahi, bahkan di tarik bajunya untuk segera turun, karena supir dan kondektur akan berganti orang. Setelah saya turun, saya pun melihat Gedung Walikota JakBar yang begitu megah dengan perasaan takjub untuk menutupi kesal saya pada kondektur tadi. Kemudian, saya melihat seberapa jauh jalan yang seharusnya saya berhenti. Tidak begitu jauh ternyata,

Tanpa pikir panjang, ditengah terik matahari, saya pun mulai berjalan. Baru beberapa menit berjalan, di depan saya melihat gerombolan mas-mas dan bapak-bapak sedang bermain kartu dan bergurau ria. Saya  pun tak punya perasaan apa-apa ketika itu, hingga mendekati tempat tongkrongan tersebut, terkejutlah saya ketika dihadang mas-mas tersebut.

"Heh, mau kemana loe?", kata seorang mas, dengan tatapan sangar ala pendekar, #haha.

Belum sempat menjawab, ternyata mereka memandang kearah lain di belakang saya. Langsunglah saya juga memandang kebelakang. Ternyata, tanpa diduga ada abang kondektur yang membentak saya tadi.

Entah mengapa, tanpa rasa curiga terhadap kondektur, saya justru mengatakan, 

"Ni mo kesana bareng Abang ni". 

#Seharusnya, pikiran normal menyatakan bahwa saya akan dihadang dari depan dan belakang, dengan asumsi kondektur tadi bersengkongkol. Sehingga saya seharusnya siap menggunakan jurus langkah seribu secepat kilat.

Belum sempat dibalas oleh gerombolan  ini, abang kondektur justru menambahkan dengan, 
"Awas, gue ni mo makan bareng disana /sambil nunjuk lokasi".

Kemudian, saya pun didorong kondektur untuk maju jalan lagi menerobos, gerombolan preman. Untungnya, preman-preman tersebut memberi jalan, tetapi meracau tidak jelas kepada saya dimana saya tidak tahu apa yang diracaukan. 

Dengan terus berjalan di samping abang kondektur, beberapa detik kemudian, si abang ini, mengatakan   pelan kepada saya, "Terus jalan, jangan lihat kebelakang". Hingga akhirnya saya sampai di daerah yang dituju, abang kondektur pun tidak menjelaskan mengenai siapa preman tersebut, hanya menjelaskan nanti cara menuju GITC nya (Walaupun pada akhirnya, saya menggunakan jasa ojek untuk sampai GITC). Tanpa pikir panjang, saya hanya bisa berterima kasih kepada abang kondektur yang baik hati ini. Hanya dengan kata "Ya, sama - sama" abang ini pergi entah kemana. 

Ternyata memang benar, kehidupan Jakarta yang agak keras mengubah watak seseorang menjadi keras. Tetapi, watak ternyata berbeda dengan hati, entah apa alasannya, yang jelas, pengalaman ini lah jawabanya.
Read more...
Posted by Agny Gallus Pratama | 7 comments

6 Bulan Menembus MT Garuda Indonesia



Man Jadda Wa Jada, Man Shabara Zafira


Akhirnya, 6 bulan berlalu. Perjalanan yang panjang untuk dapat bergabung dengan BUMN berskala Internasional ini. 2 Motto diatas harus diterapkan apabila teman-teman ingin memberikan kontribusi bagi bangsa ini dengan bring the best of Indonesia to the World by Garuda Indonesia

Semua berawal ketika di bulan September terdapat lowongan online mengenai MT. Ketika itu, GI merupakan salah satu perusahaan yang aku incar dalam opsi kedua setelah kuliah, yaitu mencari pekerjaan |bc : opsi pertama, kuliah lanjut|. Layaknya mencari kuliah, idealisme pun muncul ketika memilih pekerjaan untuk karir ku kedepan. BUMN ato Perusahaan MNC, Bukan Bank Ribawi, Bukan Perusahaan Luar yang mengeruk kekayaan alam Indonesia. Beberapa perusahaan pun menjadi pilihan, tetapi rata-rata aku sudah gagal di bagian Psikotes, entah mengapa. Setelah beberapa kali kegagalan, akhirnya Garuda Indonesia lah yang berhasil aku taklukan, hal ini tidak lebih karena izin Allah SWT serta mencoba menginstropeksi kesalahan yang pernah aku lakukan.

nb : Program MTGI merupakan program khusus dari Garuda Indonesia untuk pembentukan manager yang menduduki jabatan struktural. Nantinya, kita akan dididik selama 1 tahun . 

Terdapat 8 sesi tes yang aku jalani.

1. Tes Administrasi
    Tes standar untuk melihat dokumen dengan persyaratan yang diinginkan.

2. Tes Psikometri Online
    Fokus ke Matematika, Logika, Bahasa Inggris. Latihan dulu di situs-situs penyedia tes psikometri gratis.

3. Tes Asesmen Kompetensi
    Presentasi, FGD, dan Wawancara.

4. TOEIC
    Inggris lagi dah. Usahakan diatas 600 guys. TOEIC guys, bukan TOEFL, kalo TOEFL kira2 > 500

5. Wawancara User
    Presentasi bisnis.

6. Medex
    Cek Kesehatan, masih muda harus lulus cek ini. :D

7. Background Check
    Tes ini bersifat "rahasia", intinya tentang dirimu.

8. Pantuhir
    Presentasi dihadapan direksi langsung. Siapkan matang-matang untuk hal ini.

nb : Misal presentasi tentang apel (Tema ini hanya kiasan saja). Jangan cuma dari Wikipedia mengenai Apel! Baca mengenai apel di negara lain, apel di Indonesia, ketertarikan orang mengenai apel, apel di 2014, harga apel, pasar apel, penialaian expert tentang apel Indonesia dll. Karena akan dinilai direksi langsung, kalau hal umum mengenai apel, beliau pasti sudah expert, beliau mencari hal yang tidak banyak orang tahu.

Kedelapan sesi ini membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan. Persiapan yang matang akhirnya mampu meloloskanku menjadi MT. Bagi teman-teman yang siap untuk bertarung selama 6 bulan ini, persiapkan diri kalian baik-baik terutama di bahasa inggris, berbicara di depan umum, logika berpikir, dan wawasan mengenai Garuda Indonesia. 

Teman-teman jangan takut untuk menghabiskan waktu 6 bulan di Garuda Indonesia, karena Benefit yang didapat akan membuat kalian TERCENGANG :). Hal ini, karena Garuda Indonesia peduli sekali dengan karyawannya, apalagi MT. Bagi mereka, MT merupakan investasi yang bernilai, jadi anak-anak MT harus dipupuk sedemikian rupa agar ketika panen dapat memberikan yang terbaik bagi GI.

nb : 

Aku tak bisa menjelaskan secara detil mengenai setiap sesi tes, hal ini untuk memberikan tantangan dan fairness bagi teman-teman yang mau fight dan yang telah gagal dalam tes ini. 

Usahakan latih bahasa Inggris kalian terutama di speaking, karena hampir semua tes nantinya diutamakan menggunakan bahasa inggris. 

Prepare keuangan kalian, karena selalu bolak-balik ke Jakarta terus, bagi orang Jawa, mungkin enak bisa naik kereta ekonomi, tapi bagi yang luar pulau Jawa akan kesusahan. Think Out Of The Box aja deh untuk yang ini ma. :D

Jangan menganggap remeh semua sesi tes terutama ketika sesi akhir Pantuhir. Banyak orang menganggap bahwa kalo dah Medex itu 95% ketrima, atau kalo dah Pantuhir itu 98% keterima. Justru sesi Pantuhir ini yang menentukan karena dinilai Direksi langsung. Beliau tidak segan-segan MENCORET teman-teman yang tidak kompeten. Pengalamanku kemarin hampir 50% di cut-off. Bayangkan, bagaimana kecewannya apabila gagal di saat terakhir. 

Prepare for the best, Do the best, and You will get the best.

Let's Fly With Pride

One Team, One Spirit, One Goal

Read more...
Posted by Agny Gallus Pratama | 0 comments

Menunda dan Tertunda Cita-Cita



Menunda dan Tertunda?

Dua kata diatas berasal dari kata asal yang sama yaitu "tunda". Tunda menurut KBBI berarti "lain waktu". Namun, menunda dan tertunda mempunyai makna yang berbeda. 

Menunda berarti mengulur-ulur waktu baik itu sekali atau berulang kali. Menunda merupakan kegiatan yang buruk, karena akan berdampak pada hasil yang tidak maksimal. Begitupula dengan menunda cita-cita. Seberat apapun cobaan di depan, kita harus berusaha dan berdoa semaksimal mungkin.

Namun, bagaimana dengan tertunda. Tertunda adalah ditangguhkan karena sesuatu sebab. Tertunda disini bukan berarti kita tidak berusaha apa-apa lalu kemudian mengatakan "wah belum beruntung" atau "wah belum saatnya", tetapi karena Allah belum mengizinkan kita untuk mendapatkan hal tersebut. Penyebabnya ada banyak hal, karena kita belum pantas mendapatkannya, karena akan berdampak buruk pada kita, atau yang lain. Ditambah, Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. 

Begitupula dengan tertundanya cita-cita. Walau kita sudah berusaha mati-matian tetapi apabila Allah belum mengizinkan, pasti tidak akan terjadi. Maka, yang harus kita lakukan bukanlah kemudian berburuk sangka kepada Allah bahwa Dia tidak mendengar doa-doa dan usaha kita, tetapi mencoba untuk memantaskan diri kita.

Seperti yang aku dengar dalam kajian Al Hikam, diberikan perumpamaan seperti ini

Orang tua yang baik tidak akan membelikan Rujak di pagi hari dalam kondisi belum sarapan, walau anaknya menangis sekencang apapun. Hal ini dikarenakan, mereka tahu bahwa membelikan rujak pada kondisi seperti itu akan membawa penyakit bagi sang buah hati. Berbeda ketika di siang hari, sang anak meminta kembali kepada orangtuanya, tidak perlu sampai merengek-rengek, mereka akan membelikan rujak tersebut bahkan menawarkan lagi apa yang ingin si anak beli. 



Read more...
Posted by Agny Gallus Pratama | 1 comments

Sukses Terbesar Dalam Hidupku


Sukses merupakan sesuatu yang relatif, karena setiap orang mempunyai arti tersendiri mengenai kesuksesan. Begitu pula aku, yang mempunyai definisi tersendiri mengenai sukses. Bagiku, kesuksesan dilihat dari sudut pandang lingkungannya. Misalkan, aku pernah ikut di UPKFEB (Unit Pengembangan Komputer Fakultas Ekonomika dan Bisnis) di Undip, kesuksesan terbesar yang pernah aku raih yaitu ketika aku mampu memimpin kelompoku untuk membuat jaringan internet di FEB. Atau ketika aku ikut di ZIS (Zakat Infaq Shadaqah), kesuksesan terbesar bagiku yaitu mampu menggalang dana untuk Tabung Qurban.

Bagaimana dengan sukses dalam hidupku? Dulu aku berpikir bahwa kesukesan terbesarku yaitu apabila dapat menjadi “Triliuner”, dimana aku akan membangun sebuah wisma di Undip untuk anak-anak tidak mampu dari seluruh pelosok Indonesia, menyediakan beasiswa full untuk mereka (Sehingga mereka bisa fokus kuliah), memberikan ilmu rohani yang terbaik (Mendatangkan Ustadz-ustadz terbaik, mis : dari Gontor, pendeta-pendeta terbaik, dan juga para biksu), serta mampu menerbangkan mereka ke luar negeri di pertengahan tahun kuliah (Sebagai motivasi diri mereka), dsb. Namun, setelah aku berpikir ulang mengenai makna kesuksesan, barulah aku tersadar bahwa kesuksesan terbesar hidup ku bukanlah hal-hal tersebut diatas.

Kesuksesan terbesar merupakan suatu prestasi terbaik menurut penilaian kita dari prestasi-prestasi yang kita lakukan. Seperti yang sudah aku utarakan diatas bahwa sukses itu dilihat dari lingkunganya, maka penilaian prestasi dapat terjadi apabila kita sudah keluar atau selesai dari lingkungan. Aku bisa menilai kesuksesan terbesarku di UPKFE setelah aku selesai dari tugasku disana. Begitu pula dengan penilaianku di ZIS.

Sekarang, mengenai kehidupan ini, sukses hanya dapat dilihat apabila aku keluar dari kehidupan ini, atau dapat dikatakan ketika aku sudah meninggal. Aku sadar bahwa hidupku di dunia ini hanya sebuah persinggahan menuju dunia abadi kelak, akhirat. Hanya ada 2 pilihan yang menentukan kesuksesan ku hidup di dunia, surga atau neraka. Kesuksesan ini pun tidak bisa aku tentukan seperti ceritaku diatas, mengenai UPKFE dan ZIS. Hanya Allah SWT lah yang bisa menentukan.

Banyak sekali kisah mengenai orang-orang yang masuk surga karena hal sepele, begitupun masuk neraka. Hal ini membuatku sadar bahwa kelakuanku di dunia ini tidak bisa aku ukur sebagai kesuksesan atau tidak apabila ingin mengetahui “Sukses Terbesar dalam Hidup Ku”. Mungkin saja dengan aku nantinya menjadi Triliuner justru bisa membawa ku menuju jurang neraka. Karena ada uang haram yang terselip ketika kita mendermakannya, dosaku pun menjadi berlipat ganda.

Hal-hal yang tertulis diatas memberikan arti penting bagiku bahwa “Kesuksesan Terbesar dalam Hidup” tidak usah terlalu dipikirkan, lakukan saja hal-hal yang mampu membawa kebaikan bagi sesama. 

Walaupun begitu, aku tetap harus mempunyai cita-cita dan berharap agar kelak realisasi dari cita-citaku ini bisa membawa ku masuk Surga. Selain impian menjadi Triliuner, aku juga ingin menjadi Dosen Ekonomi Islam di Undip. Bagiku menjadi dosen bukanlah perkara yang mudah, pengalaman dan teori harus aku pahami betul hingga kemudian siap menyalurkan ilmuku kepada calon mahasisma ku nanti. Untuk itu, apa yang terdapat dalam tulisanku di “Peranku Bagi Indonesia”, merupakan langkah awalku.

Read more...