20 Feb.
Posted by
Agny Gallus Pratama
|
1 comments
Sukses Terbesar Dalam Hidupku
Sukses
merupakan sesuatu yang relatif, karena setiap orang mempunyai arti
tersendiri mengenai kesuksesan. Begitu pula aku, yang mempunyai definisi
tersendiri mengenai sukses. Bagiku, kesuksesan dilihat dari sudut pandang lingkungannya.
Misalkan, aku pernah ikut di UPKFEB (Unit Pengembangan Komputer Fakultas
Ekonomika dan Bisnis) di Undip, kesuksesan terbesar yang pernah aku raih yaitu
ketika aku mampu memimpin kelompoku untuk membuat jaringan internet di FEB.
Atau ketika aku ikut di ZIS (Zakat Infaq Shadaqah), kesuksesan terbesar bagiku
yaitu mampu menggalang dana untuk Tabung Qurban.
Bagaimana dengan sukses dalam hidupku? Dulu aku berpikir
bahwa kesukesan terbesarku yaitu apabila dapat menjadi “Triliuner”, dimana aku
akan membangun sebuah wisma di Undip untuk anak-anak tidak mampu dari seluruh
pelosok Indonesia, menyediakan beasiswa full
untuk mereka (Sehingga mereka bisa fokus kuliah), memberikan ilmu rohani yang
terbaik (Mendatangkan Ustadz-ustadz terbaik, mis : dari Gontor, pendeta-pendeta
terbaik, dan juga para biksu), serta mampu menerbangkan mereka ke luar negeri
di pertengahan tahun kuliah (Sebagai motivasi diri mereka), dsb. Namun, setelah
aku berpikir ulang mengenai makna kesuksesan, barulah aku tersadar bahwa kesuksesan
terbesar hidup ku bukanlah hal-hal tersebut diatas.
Kesuksesan terbesar merupakan suatu prestasi terbaik menurut
penilaian kita dari prestasi-prestasi yang kita lakukan. Seperti yang sudah aku
utarakan diatas bahwa sukses itu dilihat dari lingkunganya, maka penilaian
prestasi dapat terjadi apabila kita sudah keluar atau selesai dari lingkungan.
Aku bisa menilai kesuksesan terbesarku di UPKFE setelah aku selesai dari
tugasku disana. Begitu pula dengan penilaianku di ZIS.
Sekarang, mengenai kehidupan ini, sukses hanya dapat dilihat
apabila aku keluar dari kehidupan ini, atau dapat dikatakan ketika aku sudah
meninggal. Aku sadar bahwa hidupku di dunia ini hanya sebuah persinggahan
menuju dunia abadi kelak, akhirat. Hanya ada 2 pilihan yang menentukan kesuksesan
ku hidup di dunia, surga atau neraka. Kesuksesan ini pun tidak bisa aku
tentukan seperti ceritaku diatas, mengenai UPKFE dan ZIS. Hanya Allah SWT lah
yang bisa menentukan.
Banyak sekali kisah mengenai orang-orang yang masuk surga
karena hal sepele, begitupun masuk neraka. Hal ini membuatku sadar bahwa
kelakuanku di dunia ini tidak bisa aku ukur sebagai kesuksesan atau tidak
apabila ingin mengetahui “Sukses Terbesar dalam Hidup Ku”. Mungkin saja dengan
aku nantinya menjadi Triliuner justru bisa membawa ku menuju jurang neraka.
Karena ada uang haram yang terselip ketika kita mendermakannya, dosaku pun
menjadi berlipat ganda.
Hal-hal yang tertulis diatas memberikan arti penting bagiku
bahwa “Kesuksesan Terbesar dalam Hidup” tidak usah terlalu dipikirkan, lakukan
saja hal-hal yang mampu membawa kebaikan bagi sesama.
Walaupun begitu, aku tetap harus mempunyai cita-cita dan
berharap agar kelak realisasi dari cita-citaku ini bisa membawa ku masuk Surga.
Selain impian menjadi Triliuner, aku juga ingin menjadi Dosen Ekonomi Islam di
Undip. Bagiku menjadi dosen bukanlah perkara yang mudah, pengalaman dan teori
harus aku pahami betul hingga kemudian siap menyalurkan ilmuku kepada calon
mahasisma ku nanti. Untuk itu, apa yang terdapat dalam tulisanku di “Peranku
Bagi Indonesia”, merupakan langkah awalku.
Hidup itu harus luar biasa, harus beda dari yang lainnya, harus melakukan yang lebih, karena kalau hanya hidup saja, binatang juga bisa.. ayo, kita semua pasti bisa sukses!
ReplyDelete